Saya pernah membaca surat pembaca
sebuah majalah, yang isinya sedikit mengecam anime Naruto. Ia mengusulkan agar
anime itu tidak tayang lagi karena hanya mengumbar kekerasan. Ia begitu
khawatir anaknya dan anak-anak seluruh Indonesia teracuni tayangan kekerasan
itu.
Memang jika kita menonton anime itu
dua atau tiga episode saja, pendapat penulis surat pembaca itu bisa dibenarkan.
Namun jika mengikuti tiap episodenya, apalagi jika diiringi dengan membaca
manganya, maka asumsi kekerasan terbantahkan. Sebab kita bisa belajar tentang
nasionalisme dari naruto.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
nasionalisme adalah kesadaran keanggotaan di suatu bangsa yang secara potensial
atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu. Dari definisi lain,
nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang
mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan,
dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan
yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri [1].
Konsep nasionalisme sangat menekankan
pada kesetiaan pada bangsa. Dan bangsa akan selalu berkaitan pada wilayah yang
dalam hal ini adalah negara, kota atau desa. Maka orang yang memiliki
nasionalisme yang mendalam maka mereka akan rela mengorbankan jiwa dan raganya
demi keutuhan dan eksistensi negara, kota atau desanya.
Pada awalnya naruto adalah manga atau
komik yang dikarang Masashi Kishimoto. Kemudian pada 3 oktober 2002, dirilis
versi animenya yang disutradarai Hayate Date. Dalam anime ini, ada tiga kisah
yang menggambarkan kerelaan mengorbankan jiwa dan raga demi keutuhan dan
eksistensi wilayahnya: Desa Konoha di Negara api yang didirikan Senju Hasirama
dan Uchiha Madara.
Adalah Namikaze Minato, Hokage Keempat
yang rela mengorbankan dirinya saat menyegel Kurama, monster rubah ekor sembilan
yang mengamuk dan menghancurkan Konoha
dan membunuh beberapa shinobi. Sebenarnya Kurama tersegel dalam diri Kushina
Uzumaki, istri Minato. Namun saat ia bersalin, segel itu melemah. Dan
kesempatan itulah yang dimanfaatkan oleh Tobi, shinobi bertopeng, untuk
melapaskan Kurama. Rubah ekor sembilan disegel kembali ke dalam diri anak
Minato yang baru lahir, yang tak lain
adalah Naruto. Dalam peristiwa itu Kushina juga mati.
Selanjutnya adalah Sarutobi yang rela
mengorbankan dirinya ketika Orochimaru, mantan muridnya, menyerang Konoha saat
ujian chuniin. Sarutobi mati karena menggunakan jurus penghisap roh untuk
memukul mundur Orochimaru.
Terakhir adalah Uchiha Itachi yang
rela menjadi ninja buronan kelas satu setelah membantai seluruh klannya termasuk ayah dan ibunya. Ia hanya menyisakan
adiknya saja: Uchiha Sasuke. Itachi melakukannya karena Klan Uchiha merencanakan
makar. Dan pada akhirnya ia dibunuh adiknya sendiri.
Selain nasionalisme, sebenarnya ada begitu banyak pelajaran yang bisa diambil dari anime naruto seperti persahabatan dan tekad yang kuat dalam menggapai cita-cita. Di lain waktu saya akan menuliskannya lagi.
Kamus besar bahasa Indonesia, hal 610, Balai Pustaka, cetakan ketiga, tahun 1990
[1] pancasila.weebly.com
idnaruto.com
Sumber gambar:
idnaruto.com
uchiha-indonesia
BalasHapusuchihaindonesia
download sepuasnya anime subtitle indonesia