(1)
Khotbah
jumat kiai Sulaiman di masjid Rahmah, Dusun Batumoppang menggelora hingga tak
ada satu pun jamaah yang mengantuk apalagi tertidur pulas. Mereka terhipnotis
oleh kefasihan Kiai alumni universitas Al Azhar Kairo itu dalam menguraikan
batasan-batasan waktu berzikir. Tiba-tiba seorang laki-laki berperawakan kurus,
memakai gamis, sarung dan peci (yang seluruhnya berwarna hitam) yang ada di saf
ketiga berdiri kemudian menginterupsi khotbah jumat.
"Zikir
dilaksanakan setiap saat bahkan pada hakikatnya tubuh kita sekarang ini juga
sedang berzikir."
Kiai Sulaiman
terperangah. Mulut beberapa jamaah ternganga. Lima detik kemudian keheningan
masjid pecah menjadi seriuh pasar. Menyerang satu tanya di benak seluruh
manusia (kecuali laki-laki penginterupsi) yang ada di dalam masjid: siapa gerangan laki-laki yang
berani menginterupsi khotbah jumat yang sakral ini?
Belum
terjawab tanya itu, tiga orang jamaah meringkus laki-laki itu. Pak Sam, ketua
panitia pembangunan masjid, langsung menelpon polisi. Tak berapa lama mobil
patroli polisi datang. Polisi pun menggiring laki-laki itu ke atas mobil
patroli. Setelah punggung mobil patroli polisi menghilang dari gerbang masjid, kiai Sulaiman kembali berkhotbah.
Ketika
mobil patroli polisi melintasi jalan yang samping kiri dan kanannya berjejer
perkebunan kopi, tiba-tiba laki-laki itu melompat dari atas mobil. Tubuhnya
berguling-guling saat menghantam aspal. Lalu lekas bangkit kemudian berlari
masuk ke dalam kebun kopi.
Terdengar
dari kejauhan raungan rem mobil patroli polisi ketika mendadak berhenti. Tiga
petugas lompat dari atas mobil patroli lalu lari mengejar laki-laki itu.
Sengatan
matahari semakin ganas hingga peluh bercucuran di tubuh-tubuh petugas
kepolisian. Pencarian telah berlangsung kurang lebih dua jam namun laki-laki
itu belum juga ditemukan. Mereka lalu menelpon (meminta bantuan) ke kantor
polisi. Hasilnya, 15 aparat dikerahkan. Mereka menyusuri perkebunan kopi,
mengikuti arah aliran sungai hingga akhirnya tiba di kaki gunung Tirasa.
Hari
beranjak gelap dan kabut berangsur-angsur rebah ke tanah. Petugas kepolisian
belum juga menemukan laki-laki itu. Akhirnya pencarian dihentikan dan akan
dilanjutkan keesokan harinya.
***
Kabar
tentang adanya laki-laki yang menginterupsi khotbah jumat sangat cepat
berhembus di Dusun Batumoppang mengakibatkan masyarakat terjangkit resah,
seolah petaka besar akan tiba. Pasalnya mereka memiliki kepercayaan yang telah
turun temurun: paddissengeng...1 yang
dikirim pada hari jumat pukul 12.15-12.50 wita adalah paddissengeng yang sangat ampuh membunuh korbannya. Paddissengeng yang dikirim selain hari
jumat atau hari jumat tapi bukan dalam rentang pukul 12.15-12.50 wita hanya
akan terpental ke pengirimnya. Namun selama ini paddissengeng tak kunjung mampu memangsa korbannya karena
terpenjara khotbah jumat serupa memenjarakan seekor singa liar yang telah
berpuluh bulan tak makan.
Kepercayaan
inilah yang mengakibatkan pengurus masjid Rahmah sangat disiplin mengontrol
waktu khotbah jumat. Pertama, khatib harus mulai khotbah pukul 12.12 wita atau paling lambat tepat pukul
12.15 wita, jika pukul 12.13 wita khatib belum nampak batang hidungnya di
masjid maka cepat digantikan oleh imam masjid. Kedua, khatib harus khotbah minimal selama 25 menit.
Tapi tanpa
disangka seorang laki-laki menginterupsi khotbah jumat, akibatnya paddissengeng lepas lalu beringas
menerkam dan memangsa orang yang dikehendaki pengirimnya.
Sepekan
kemudian keresahan masyarakat terbukti. Sari, si kembang Dusun yang wajahnya
agak mirip artis Agnes Monica itu mengalami kejadian aneh. Ia berteriak lalu
tertawa kemudian menangis terus menerus selama lima hari. Ayahnya, Pak Mustajab
yang juga kepala Dusun telah mendatangkan sanro...2
yang bertaraf dusun hingga
kabupaten namun hasilnya nihil. Akhirnya Si kembang dusun gugur pada hari kedelapan. Pak Mustajab
muntab dan berjanji akan menyembelih laki-laki yang telah menginterupsi khotbah
jumat itu.
Sebagian
masyarakat menduga kejadian aneh yang diderita Sari akibat paddissengeng yang dikirim oleh laki-laki yang hatinya tersayat
lidah belati Sari.
Lain lagi
dengan pak Sam, ketua panitia pembangunan masjid Rahmah. Ia merasa sekujur
tubuhnya bagai terperangkap dalam kobaran api. Namun anehnya, orang lain tak
melihat api itu. Berhari-hari ia berteriak menahan panas. Lallang, anak semata
wayangnya telah menghadirkan sanro Tabbi (yang namanya telah harum seantero
provinsi) tapi gagal. Bahkan sanro tabbi mengirim paddissengeng pada orang yang telah jahat pada pak Sam tapi
terpental. Dua orang sekaligus harus meregang nyawa: pak Sam dengan mata
terbelalak dan sanro Tabbi dengan lidah terjulur. Lallang bersumpah akan
mencincang laki-laki yang telah menginterupsi khotbah jumat itu.
Kerabat
dekat pak Sam menduga paddissengeng
ini diakibatkan kegemaran almarhum memindahkan pagar (batas) kebun kopinya ke
kebun kopi orang lain.
Wak Senna
turut pula mengukir namanya di batu nisan. Awalnya perempuan berusia kepala
empat ini mengeluh kepalanya kerap pusing. Saat memeriksakan dirinya ke
puskesmas, bidan mendiagnosa wak Senna terserang anemia. Obat dan vitamin yang
diberikan bidan telah tandas tapi wak Senna masih merasakan pusing bahkan
wajahnya mulai pucat. Bersebab obat bidan tidak mempan maka wak Senna pun mabbura ogi...3 pada seorang sanro yang
tinggal di lereng gunung Tirasa (sanro ini dianggap hebat karena saat gunung
Tirasa longsor, ia sama sekali tak tertimpa material longsoran). Sanro ini
mengatakan bahwa sekujur tubuh wak Senna dihisap puluhan lintah yang tak
terlihat dengan mata telanjang. Tragisnya, sanro ini pun tak mampu menolong,
akhirnya guru mengaji ini meregang nyawa dengan tubuh seputih kapas.
Beberapa
tetangga wak Senna menduga paddissengeng
ini diakibatkan kefasihan almarhumah bergunjing.
Selain tiga
orang di atas, masih ada sepuluh orang yang tewas dimangsa buasnya paddissengeng. Ada yang sekujur tubuhnya
terkena gatal-gatal, ada yang mulutnya terus mengeluarkan busa bahkan yang
paling parah adalah kepalanya tiba-tiba selembek balon gas.
(2)
Dusun
Batumoppang adalah Dusun yang pernah dilanda bencana longsor gunung Tirasa.
Puluhan penduduknya meninggal dunia. Penduduk yang masih hidup harus
transmigrasi bedol desa...4
ke Desa Rayang. Dusun Batumoppang ditetapkan sebagai daerah yang tak layak
huni. Selama dua tahun mereka menetap di Desa Rayang, mereka kembali ke Dusun
Batumoppang karena tak cocok dengan kondisi iklim dan tanah Desa Rayang yang
panas dan kering. Sekembalinya di dusun asal, penduduk kembali menggarap sawah dan kebun kopinya yang tidak
tertutupi material longsoran.
Kepindahan
penduduk Dusun Batumoppang membuat pemerintah daerah (pemda) Kabupaten Batupute
marah karena jika penduduk meninggalkan Desa Rayang maka bantuan dana
transmigrasi bedol desa yang
bernilai milyaran rupiah dari pemerintah akan terhenti.
Maka untuk
mengembalikan mereka ke Desa Rayang lagi pemda Kabupaten Batupute menempuh tiga
cara. Pertama, dialog namun selalu berakhir buntu. Penduduk kukuh tetap
bertahan.
Kedua,
pemda Kabupaten Batupute memutus aliran listrik ke Dusun Batumoppang tapi
penduduk tetap juga bertahan.
Akhirnya
cara ketiga yang ditempuh, memanfaatkan kepercayaan penduduk Dusun Batumoppang.
Maka pemda Kabupaten Batupute pun menempuh tiga cara lagi, pertama, menyewa
preman untuk menginterupsi khotbah jumat. Kedua, mengirim paddissengeng yang mematikan pada tokoh masyarakat atau sanak
saudaranya. Ketiga,
menghembuskan isu-isu beraroma bacin dibalik kematian mereka agar kekompakan
masyarakat Dusun batu moppang hancur. Jika telah hancur maka provokasi
dilancarkan. Jika provokasi berhasil maka akan lahir konflik. Konflik akan
menjadi alasan kuat untuk kembali lagi memindahkan penduduk Dusun Batumoppang ke Desa Rayang. Dana transmigrasi bedol desa mengucur lagi, dikorupsi lagi.
Makassar, April-Juni 2010
Keterangan:
1.
Paddissengeng:
guna-guna
2.
Sanro:
dukun
3.
Mabbura
ogi: memeriksakan penyakitnya ke dukun
4.
Transmigrasi
bedol Desa: aparat Desa atau Dusun dipindahkan karena bencana alam atau terkena
proyek pemerintah
Catatan:
Gambar cerpen menggunakan vektor dari silhouttes
Catatan:
Gambar cerpen menggunakan vektor dari silhouttes
0 Response to "Laki-Laki yang Menginterupsi Khutbah Jumat"
Posting Komentar