Sinopsis Novel 1Q84

Kali pertama mengetahui ada pengarang bernama Haruki Murakami adalah saat membaca salah satu esai Eka Kurniawan di websitenya. Dari namanya, saya menyangka pengarang yang lahir pada 12 Januari 1949 itu adalah perempuan. Saya juga membaca status beberapa penulis di media sosial yang memuji kejernihannya dalam bertutur.

Semua itu memantik penasaranku pada karya-karya pemenang Frank O'Connor International Short Story Award pada tahun 2006 itu. Maka ketika seorang teman menawarkan salah satu novel Haruki Murakami  untuk kubaca, dengan senang hati saya menerimanya.
  
Novelnya yang pertama kubaca adalah Kafka On the Shore (KOTS) terbitan alvabet. Dari novel itu kutahu ternyata Haruki Murakami adalah laki-laki dan yang paling penting cara bertuturnya memang sungguh jernih.

haruki murakami
(Sumber gambar:www[dot]newyorker[dot]com)

Setelah itu, dari teman yang sama, saya bisa membaca novel pertama Haruki Murakami : Dengarlah Nyanyian Angin (DNA). Meski tipis, alur novel ini lebih rumit daripada KOTS. Ibarat film, adegan-adegannya terpotong dan seperti tak saling berkaitan. Meski membacanya dua kali, saya belum bisa memahaminya dengan baik.
  
Selanjutnya, saya membaca novel Haruki Murakami yang lain lagi: Norwegian Wood (NW). Novel ini lebih mudah kupahami dibanding dua novel HM sebelumnya. Namun bukan berarti novel ini lebih "ringan". Dari segi karakter, NW begitu kuat. Karakter-karakternya begitu tenang namun menyimpan kesedihan yang menakutkan seperti sungai dengan permukaan yang tenang namun di dalamnya ada ikan piranha.
  
Setelah itu, saya berkesempatan menjajal novelnya kembali: 1Q84. Novel ini terdiri atas tiga jilid dengan total halaman 1.524 lembar. Berikut sinopsisnya.
akbarkasmiati.blogspot.com
(Sumber gambar:www[dot]althesia[dot]blogspot[dot]com)
Komatsu, editor sebuah penerbitan, menawari Kawana Tengo untuk menulis ulang sebuah naskah novel: kepompong udara. Novel itu milik remaja perempuan bernama Fukada Eriko (Fuka-Eri).
  
Tengo menolak tawaran itu karena tercela dalam dunia sastra. Apalagi setelah ia bertemu dengan Fuka-Eri yang menderita disleksia. Bukan pula Fuka-Eri yang menulis langsung naskah itu. Tapi ia mendiktekannya pada Azami, anak perempuan Ebisuno. Namun akhirnya Tengo menulis ulang naskah itu, selama sepuluh hari, meskipun ia tahu sesuatu yang buruk akan terjadi.
  
Dari segi teknis, naskah kepompong udara ini sangat parah seperti ditulis oleh seseorang yang baru belajar bicara. Tapi dari segi detail dan imajinasi, sangat baik seperti sungguh terjadi.
  
Novel kepompong udara menceritakan tentang kehidupan seorang bocah perempuan yang hidup di sebuah komune. Suatu hari ia melakukan kesalahan:membiarkan seekor kambing buta mati. Ia dihukum dengan dikurung bersama bangkai binatang itu di sebuah ruangan.
  
Malam harinya, mulut bangkai kambing buta itu terbuka dan keluarlah enam Orang Kecil. Mereka menuntun bocah perempuan itu membuat kepompong udara. Dalam waktu beberapa hari, kepompong udara itu membesar dan pecah. Dari dalamnya, keluar bocah perempuan yang merupakan gandaan dari bocah perempuan pembuat kepompong udara itu. Bocah perempuan yang asli adalah maza, sedang yang berasal dari kepompong udara adalah dohta.

akbarkasmiati.blogspot.com
(Sumber gambar:www[dot]newyorker[dot]com)
Akhirnya kepompong udara menang sayembara sastra pada kategori pengarang muda. Bukunya menjadi best seller dan nama fuka-Eri tenar. Pada satu sisi, Tengo bahagia, namun di sisi lain, ia semakin merasa sesuatu yang buruk itu kian dekat.
  
Fuka-Eri adalah anak seorang dosen, Fukada Tamotsu. Karena sebuah peristiwa besar, ia dan beberapa mahasiswa pengikutnya meninggalkan kampus dan bergabung dengan sebuah komune bernama Takashima:kelompok yang menjalankan hidup komunal. Karena suatu hal, mereka keluar dari Takashima dan membentuk komune bernama Sakigake di pegunungan di Prefektur Yamanashi. Fukada Tamotsu sendiri yang menjadi pemimpi komune itu.
  
Dalam waktu singkat, banyak orang yang bergabung dengan Sakigake. Tapi terjadi pula perpecahan. Mahasiswa pengikut Fukada Tamotsu memisahkan diri dengan membentuk komune bernama Akebono. Tapi karena Akebono hendak melakukan revolusi, terjadilah baku tembak antara komune itu dengan polisi di dekat Danau Motosu.
  
Saat masih di kampus, Fukada Tamotsu bersahabat dengan Prof. Ebisuno, ilmuwan antropologi. Ketika berpisah, mereka masih saling berkomunikasi. Pada suatu ketika, Fuka-Eri melarikan diri ke rumah Ebisuno. Ia pun mengasuh Fuka-Eri. Setelah itu, Fukada Tamotsu tak bisa dihubungi lagi. Sakigake pun berubah menjadi sekte keagamaan.
  
Ebisuno memanfaatkan ketenaran Fuka Eri untuk mengungkap kasus hilangnya Fukada Tamotsu. Ia menyembunyikan Fuka-Eri agar isu yang berkembang bahwa anak itu diculik. Ia berharap agar media menelusuri kaitan antara Fuka-Eri dengan sekte Sakigake.

akbarkasmiati.blogspot.com
(Sumber gambar:www[dot]penerbitkpg[dot]com)
Tengo bukan pengarang terkenal. Ia pengajar matematika yang handal pada sebuah bimbingan belajar. Di waktu luangnya, ia menulis novel. Selain perawakannya yang tinggi besar, ia memiliki kemampuan yang baik dalam olahraga dan musik. Ia juga adalah pasangan selingkuh seorang perempuan berumur.
  
Ibunya meninggal saat ia masih kecil. Dan ia dirawat oleh bapaknya yang bekerja sebagai penagih iuran stasiun tv NHK. Bila hari minggu, Ayahnya mengajak Tengo ikut menagih. Ia sangat benci kegiatan tersebut. Karena menurutnya, ia harus bermain, seperti anak-anak yang lain, di hari minggu. Dalam perjalanan menagih, ia kadang bertemu dengan seorang bocah perempuan yang juga temannya di kelas 3 SD.
  
Bocah perempuan ini dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya. Hingga suatu ketika, bocah perempuan ini dibentak keras oleh teman kelompoknya saat pelajaran IPA, karena salah dalam melakukan proses eksperimen. Tengo langsung mengajaknya bergabung di kelompoknya. Dan pada sore yang cerah, mereka hanya berdua di dalam kelas. Bocah perempuan itu mengenggam tangan Tengo. Tengo pun jatuh cinta padanya dan memendamnya hingga dewasa. Bocah perempuan itu bernama Aomame.
  
Aomame adalah seorang pembunuh. Ia menjalankan perintah dari Madam, seorang perempuan tua pemilik Puri Dedalu di Azabu. Puri ini adalah Pusat Konsultasi Untuk Perempuan Korban Tindak Kekerasan.
  
Sebenarnya Aomame bukan pembunuh. Ia hanya seorang pelatih pada pusat kebugaran. Ia ahli dalam anatomi tubuh dan akupuntur. Saat masih SMA, ia memiliki sahabat bernama Otsuka Tamaki. Tapi Tamaki gantung diri di rumahnya karena disiksa suaminya.

(Baca juga resensi: bahkan siswa tidak bekisah tentang cerita cinta monyet)

Madam adalah orang kaya dan memiliki pengaruh besar di dunia politik. Ia bertemu dengan Aomame di pusat kebugaran. Madam memintanya untuk menjadi pelatih pribadinya. Sejak saat itu mereka akrab. Madam menceritakan tentang kesedihannya karena anaknya bunuh diri-dalam keadaan hamil-karena disiksa suaminya. Aomame pun menceritakan tentang Otsuka Tamaki. Mereka pun bersepakat untuk membunuh pelaku kekerasan pada perempuan.
  
Pada suatu ketika, Madam menugasinya untuk membunuh Pemimpin Sakigake. Pemimpin itu memperkosa perempuan di bawah umur. Madam telah mengatur pertemuan Aomame dengannya.
  
Sejak kecil Aomame telah mengalami penderitaan. Itu karena orang tuanya penganut taat sebuah ajaran bernama jemaat saksi. Ajaran ini menjalankan perintah berdasarkan pemahaman secara harfiah dari dalam kitab, salah satu contohnya adalah melarang transfusi darah. Ibunya selalu mengajak Aomame mendatangi rumah orang satu persatu untuk menjelaskan gagasan ajaran ini. Aomame membenci hal itu. Di jalan, ia kadang bertemu dengan bocah laki-laki dan ayahnya.
  
Di sekolah, ia dikucilkan oleh teman-temannya karena ajaran yang dianut orang tuanya. Dan pada suatu ketika, ia diselamatkan oleh Tengo saat ia dijuluki "paduka" oleh temannya saat pelajaran eksperimen IPA. Pada suatu sore di awal Desember, ia mengenggam tangan Tengo. Dan sejak saat itu, ia jatuh cinta. Tapi mereka terpisah di kelas 3 SD dan tak pernah bertemu lagi hingga dewasa. Mereka saling memendam cinta.
  
Sejak lama, Pemimpin Sakigake mengidap penyakit yang parah. Telah diobati dengan segala macam cara, tapi tak kunjung sembuh. Ia meminta Aomame agar mengurangi sedikit penderitaannya.

(Karya non fiksi pertama Haruki Murakami. Memoar yang intim, filosofis, jenaka, dan mendalam: What I Talk About when I Talk About Running#iklan)

Ketika Aomame hendak membunuhnya, pemimpin sudah tahu. Di luar dugaan, ia pun tahu bahwa Aomame mencintai Tengo. Pemimpin memberinya tawaran, bila Aomame membunuhnya, Tengo akan selamat tapi Aomame akan terus dikejar oleh pengikut-pengikutnya dan akan memberinya hukuman yang keras. Bila membiarkan pemimpin tetap hidup, Aomame aman tapi Tengo mati.
  
Sesaat sebelum dibunuh, pimpinan menceritakan beberapa hal. Diantaranya adalah apa yang dilakukannya bukan memperkosa perempuan di bawah umur tapi persetubuhan dengan gagasan berwujud manusia. Sebuah ritual untuk mewariskan benih yang akan menjadi penerusnya.
  
Ketika dohta keluar dari kepompong udara, Fuka-Eri menjadi perseptor dan Fukada Tamotsu menjadi reseptor. Maza Fuka-Eri meninggalkan Sakigake dan yang tinggal adalah Dohtanya. Dan Fukada Tamotsu mendapat suara-firman dari Orang Kecil.

Malam ketika Aomame membunuh Pemimpin, Tengo bersetubuh dengan Fuka-Eri. Sejak saat itu Aomame hamil. Dan yang paling penting ia tahu bahwa Tengo juga sangat mencintainya.
  
Madam telah merancang dengan baik segala penyelamatan setelah Aomame membunuh pemimpin. Apartmen Aomame dikosongkan. Aomame dipindahkan ke sebuah apartemen yang tanpa diketahui siapa pun. Terakhir, identitas Aomame akan diganti dan wajahnya akan diubah dengan operasi plastik.
  
Pengikut Sakigake menyewa seseorang bernama Ushikawa untuk mencari keberadaan Aomame. Ushikawa menjadikan Tengo sebagai umpan agar bisa mendapatkan Aomame. Ia telah mengetahui banyak informasi tentang Tengo ketika Sakigake menugaskannya untuk membujuk-menghentikan Tengo menulis ulang kepompong udara.
  
Berdasarkan informasi Fuka-Eri, Aomame tinggal di apartemen yang dekat dengan apartemen Tengo. Maka Tengo pun terus mencarinya.
  
Di dekat apartemennya, ada sebuah taman. Di dalamnya ada sebuah papan luncur. Tengo naik ke papan luncur itu dan menatap bulan yang berjumlah dua: dohta dan maza. Gejala alam yang hanya ada di tahun 1Q84.
  
Ushikawa menyewa kamar di apartemen Tengo. Dan ia memasang kamera untuk memotret aktivitas Tengo. Dan ketika Tengo keluar menuju taman, ia menguntitnya.
  
Dari balkon apartemen, Aomame tanpa sengaja melihat Tengo dari balik teropong. Secepat kilat ia keluar dari apartemennya menuju ke taman itu.

Apakah Aomame dan Tengo bertemu? Dan apakah Ushikawa bisa menangkap Aomame. Jawabannya ada pada novel itu.
  
Hingga saat ini, saya masih sering membaca ulang KOTS untuk menikmati dan mempelajari cara bertutur Haruki Murakami yang jernih, juga caranya menciptakan karakter yang tenang namun memendam konflik batin yang maha dahsyat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sinopsis Novel 1Q84"

Posting Komentar