Reuni, Pamer atau Silaturahmi

Tidur di atas uang
(Sumber gambar: bestseonew[dot]blogspot[dot]com)

Setelah lebaran idul fitri nanti akan banyak dilaksanakan reuni. Bagi orang-orang yang baru tamat SMA tahun ini, reuni menjadi semacam moment untuk kembali mabuk dalam kenangan. Bagi mereka yang sudah lama tamat SMA, acara itu menjadi ajang yang sangat penting lebih dari sekadar merayakan kenangan atau bersilaturahim.

Dalam reuni beberapa orang mencoba menunjukkan perubahan dirinya. Yang perempuan, ada yang pakai kawat gigi, rambut rebonding atau wajahnya tambah kinclong (bersih bercahaya). Sedang laki-laki, ada yang membawa pacar atau istri.
Ada yang mengendarai motor mahal atau mobil. Ada yang hadir dengan kepala tegak karena karir dan usahanya sedang menanjak. Bagi yang akan menikah, hadir membagikan undangan.

Ada juga yang tidak hadir reuni karena tidak bisa menunjukkan apa pun. Belum punya pasangan apalagi rencana menikah, fisik masih begitu saja, kendaraan masih yang butut atau karir dan usaha sedang mampet (buntu).

Biasanya mereka yang alpa reuni akan sedikit dipergunjingkan oleh yang hadir reuni, sambil sesekali mengesekkan jari di gadget terbarunya. Ada yang menilai sombong. Ada yang memvonis tidak setia kawan. Memang kasihan, sudah nasibnya apes (sial), dituduh lagi dengan hal-hal yang memanaskan telinga.

Sepertinya semua bebas bersikap. Yang hadir reuni wajar pamer dengan segala perubahannya. Yang alpa reuni wajar melakukannya karena merasa malu. Yang tidak wajar adalah reuni sudah kehilangan fungsi silaturahminya. Acara yang menurut ajaran agama seharusnya memanjangkan umur atau memperlancar rezeki malah merubah jadi saling pamer. Kehidupan ini memang keras.

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Reuni, Pamer atau Silaturahmi"